Cinta yang menjadikan tetesan air mata di ujung sejadah ( 2 )

Senja itu bukan akhir dari segalanya
Senja bukanlah matahari yang terbenam
Senja bukanlah kembang di ujung barat
Senja itu sambutan
Dari setiap langkah penantian
menuju kesuksessan .

Titip rindu pada malam..
Entah, tiap kali surya kan menapak,
ada segores sepi dan sedih tersisa..
Kendati mentari menyambut degan hangat dan ceria,
tetap saja yg tertinggal rindu pada sang malam..
Rindu syahdunya, rindu sejuknya, rindu heningnya,
selalu terasa menghentak.Padamu di bumi belahan sana,
yang tengah berjumpa degan sang malam..
Titip rinduku padanya, pada pekatx malam..

Karena ku tahu, cinta tak akan menjerumuskan.
Maka ku ingin tak sedikit pun kau tampak cacat d mataNya.
Karena ku tahu, aku pun berarti dlm hdpmu,
maka jadikanku jalanmu menggapai cintaNya.
Ku mohon degan sangat, dari hati yg terdalam,
jangan bukan karena aku, tp karenaNya.
Karena aku dapat mati, cintaku dapat pupus.
Tapa tidak denganNya.
Ku mohon, lakukan karenaNya..


Terkadang diri ini begitu lelah berkejaran degan cepatx putaran dunia..
Mataku banget perih menatap debu2 fana.
Kaki ini banget rapuh untk berlari.
Ingin ku tutup telingaku yang terasa banget bising degan teriakan para penikmat dunia.
Hatiku begitu kecil untuk membagi cinta pada mereka yang kering akan kasih.
Aku letih, ku ajukan izin padaMu.. Untuk beristirahat.. Sejenak saja, ingin kututup mata ini.. Aku letih.. Bolehkah?

Mencintaimu bagai menggenggam mawar.. Ada kalanya membwa wangi yg bgt semerbak. Namun dapat berubah luka karena duri yg melekat.

Mencintaimu bagai menatap pelangi. Indah tak terkira membentang d angkasa. Namun hati ini tak tenang menanti kelak biasx kan hilang tersaput waktu..

Kadang ku ingin seperti mentari. Yang mampu meberi hangat pada semesta.
Namun ketika ku sadar ku tak mampu, ku pun cukup bahagia mejadi pohon yang tumbuh pada di pinggir jalan, yang dapat menjadi t4mu beteduh dari terik yang memanggang.

Kadang ku ingin seindah purnama, bersinar indah di daalm gulita. Namun ketika ku tau tak mungkin. Aku pun cukup bahagia mejadi sepoi angin, walau tak nampak, tapi mampu meberimu sejuk dalam lelap malammu..


Terpekur aku di ujung sajadah, menangis pilu tak tertahan sungai-sungai kecil mengalir begitu saja membasahi ruang wajah sang musafir , Ahhhai Jika mulai teringat wanita hebat itu, kembali tunduk jiwaku pada hening tanpa batas. Semoga dia selalu berbahagia dikehidupan indahnya kini, esok dan seterusnya

1 komentar: