Aku pun Mendoakan Pernikahanmu

Hembusan angin malam menyapa di dalam jiwa yang penuh akan kerinduan , aku berdiam bukan karena aku menjauhkan diri ini dari kehidupan mu , tetapi aku terdiam karena aku sangat mengerti keadaan mu sehingga aku tak bisa berbuat dan berkata banyak padamu selain " menunggu" di saat kenyataan itu akan hadir di kehidupan ku .


mungkin memang seperti ini yang terbaik untuk kau dan aku sehingga kita saling meyibukan diri demi kebaikan kita bersama , sesungguhnya andai engkau tau betapa sangat aku merindukan kehadiran , tetapi karena ruang dan waktu yang belum meyatuhkan kita dalam keabadian cinta aku hanya bisa " Bersabar " sambi menunggu takdir cinta yang akan ku terima walaupun kenyataan itu pahit buat kehidupan ku . di saat aku merindukan mu hanya kebisuan yang aku miliki sehingga terpedam kerinduan ini dalam benak ku , aku tak bisa melakukan sesuatu karena aku tau bahwa aku sudah berjanji pada diriku dan dirmu untuk tidak akan mencintai mu .


karena aku sadar bahwa dirimu sudah memiliki pasangan hidup yang akan menjadikan kehidupan lebih baik dari hari ini , sehingga aku hanya bisa terdiam di saat membaca tulisan mu yang engaku katakan pada ikhwan yang engkau cinta " Aku terima lamaran Mu " di saat aku membaca itu jiwa ku rapuh dan tenggelam dalam lautan yang terdalam .

Aku hanya meneteskan buliran air yang tumpah dalam kehinangan malam , sehingga ku buka lebaran catatan harianku , dan kutuliskan sebait kata bahwa kehidupan ini hanya sebuah ujian yang harus kita hadapi , selalin itu aku hanya ingin bisa berharap dan berdoa dalam keheningan malam semoga diri mu selalu berbahagia dengan-Nya .

karena aku bahagia apabila melihat dirimu tersenyum dan akupun bahagia apabila melihat seseorang yang ku cintai ia bahagia dalam kehidupan nya , walaupun engkau tidak menjalankan kebahagian itu bersamaku , tetapi aku pun tetap merasakan kebahagian-Mu .


Hanya doa yang ku bisa titipkan di saat keheningan malam . karena hanya doa yang ku punya dalam kehidupan ku , sehingga hanya doa yang selalu memenamani Ku dalam kehidupan ini ..



Aku pun Mendoakan Pernikahanmu
Saat kau melangsungkan pernikahanmu
Kau masih bertanya tentang diriku
Demikianlah perihal yang kutahu
Duhai demikian syahdu kau senandungkan cinta kita
Tolong sebagai kenang saja segala air mata
Sebab sebuah entah masih harus kutelusuri
Sebab sebuah langkah mesti harus kujalani
Hapus air matamu karena sejarah menulis dirinya sendiri
Aku tahu kau gemetar mencium pundak tangan suamimu
Kau cari wujudku; aku gentar dengan semua tulus kasihmu
Bisikku ketika pertama kali kita bersama di bilik bulan purnama
Kita saling mengikat pada teka-teki: cinta, masa,
Dan hidup yang tak pernah terduga.


Sehingga aku pernah melantunkan syair padamu apakah engaku masih mengingatnya ?
dan ini syair untukmu dan untuk kita kenang dalam persaudaraan yang berbuah surga .

Syair ....

Jangan ingat tentang kita;
Biar kupergi
namun Matamu berkaca
Sore pun lekas menjadi petang
di Kairo ini hatiku semakin pekat
membaca berita dari negeri laknat
lalu sekarat
lalu kiamat
dan di atas segala itu;
perasaanku padamu telah tamat

Kertas
Pena dan
Pisau
akan menuliskan kata
Puisi tak pernah sendiri
Ia mengajak pena, kata, dan pisau
untuk selalu menemani
Selembar kertas tewas di tangan penyair
Mereka bersulang doa
Menulis nisan dan menanam kamboja
"Ahai, ada senja melukis air mata!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar